Langsung ke konten utama

WASIAT-BAB 1

"Kamu yakin mas mau pergi mencari perempuan itu?" tanya istriku pagi ini sembari meletakkan sepiring pisang goreng panas di samping kopiku yang beranjak dingin.

"Insya Allah dek, ini wasiat terakhir bapak" jawabku tanpa menatapnya. "maaf ya, pasti hal ini ikut membebani kamu dan keuangan kita." tambahku dingin, kali ini aku berpaling kepada istriku dan menatapnya, terlihat raut nanar dirinya, entah haru atau sedih.

"Iya mas, aku paham. kebetulan aku dapat sambilan kemarin untuk menulis beberapa artikel untuk rubrik koran lagi, ada sisa tabungan kemarin juga, jadi Insya Allah cukup mas." Ujarnya paham, "Hanya saja, untuk berapa lama bertahan aku masih belum bisa memperkirakan mas." imbuhnya singkat.

"Insya Allah mas tidak akan lama, 3 bulan maksimal, syukur bisa lebih cepat. sampai ini selesai mas mohon kamu bertahan dengan Rani dan Rana ya." kataku sembari mengecup keningnya. matanya sudah mulai berkaca-kaca. "Mas berangkat besok pagi, mungkin akan ke Semarang dulu, karena menurut info yang tertera foto itu diambil di Semarang."

****

Entah apa yang membuatku tergerak, sepeninggal Bapak dan selepas kejadian itu aku dan adikku berunding untuk menemukan solusi, akhrinya terputuskan aku akan mencari perempuan itu. Perempuan bernama Karina yang masih menjadi misteri bagiku dan keluargaku.

Mungkin ini terkesan tidak masuk akal, bahkan cenderung gila. istriku sempat menentangnya ketika aku bercerita keinginanku dan keputusan ini, tapi sebagai seorang anak, mungkin ini wujud bakti akhirku pada almarhum ayahku, setidaknya ini amanat dan kepercayaan terakhir yang ia beri untukku. hal itu yang membuat istriku paham dan mengizinkanku.

Pagi ini setelah shalat subuh, aku berpamitan kepada keluarga kecilku, ku kecup kening istriku untuk kesekian kali, ku gendong si kembar yang sudah semakin beranjak tumbuh. senyumku sebelum pamit berbalas tangis istriku yang tak mampu terbendung dan kedua anakku hanya menatap dengan tatapan tak tahu apa-apa.

bersambung....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WASIAT; PROLOG

"Mas, bapak masuk rumah sakit, cepat pulang ya.." Bagai petir di siang bolong, kalimat di telepon dari adikku barusan tetiba membuyarkan semua pekerjaanku, rasa panik melanda dan menyebar dengan cepat, otak kanan-kiriku pun seakan enggan merespon lebih jauh atau bahkan untuk sekedar berfikir singkat apalagi jernih. Sudah satu tahun ini Bapak terbaring sakit akibat struk yang dideritanya, badannya sudah tidak bisa bergerak ditambah umurnya yang sudah renta makin memperburuk keadaannya setiap hari, beruntungnya kami beliau masih bisa berbicara bahkan mengobrol dengan lancar setiap kami datang ke rumah. dan barusan sebuah telepon singkat dari adikku yang sedang giliran tugas 'berjaga' telah berhasil menambah debar jantungku, tanpa ba-bi-bu lagi, segera aku meminta izin untuk meninggalkan kantor lebih cepat dan bergegas pulang, ku telepon istriku dan menyuruhnya untuk bersiap.  **** Sudah 1 Minggu semenjak kejadian itu, Bapak masih terbaring lemah, belia

Tips Belajar Ketika Ujian

Waduh, udah mulai Ujian Nasional yach, hehehe.. semangat deh buat para adik-adikku tercinta yang banting-tulang dari siang sampai malem buat belajar menghadapi nih ujian. sebagai kakak yang baik, kali ini kakak akan berikan tips-tips ketika menghadapi ujian.  1. Mulai belajar untuk mata pelajaran yang diujikan pada jam terakhir. Kenapa terakhir? jika kita belajar pelajaran untuk jam pertama maka kemampuan otak untuk mengingat sesuatu akan semakin tinggi yang berakibat pusing dan jenuh ketika belajar (lemot :red), dan kalian akan melakukan dua kali kerja yang bisa membuat waktu menjadi tidak efisien. berbeda jika kita memulai belajar untuk mata pelajaran terakhir, otak akan terkesan santai dan enjoy untuk mengingat sehingga akan sangat mudah untuk remember ataupun review, tapi jangan lupa batasi waktu adik-adik ketika belajar ^^. terus kapan dong belajar untuk jam pertama? nah untuk belajar mata pelajaran pertama adik-adik bisa memulainya setelah ashar, karena otak biasanya a

Negeri Moral dan Norma, Benarkah??

Miris, itulah kondisi yang tepat untuk menggambarkan kondisi pemuda-pemudi Indonesia saat ini, di era globalisasi seperti saat ini jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya dan bermoral ke-timuran perlahan-lahan mulai runtuh. Sering kali kita lihat para remaja bertindak tidak sesuai norma yang sudah diajarkan oleh para nenek moyang. Berkembangnya budaya barat yang semakin bebas ditambah lagi budaya konsumtif dan kapitalisme menjadi salah satu penyebab lunturnya budaya ke-timuran bangsa Indonesia.  Sejak masa kemerdekaan hingga masa globalisasi, Indonesia mengalami proses dinamika yang fluktuatif, terus berusaha bergerak sesuai landasan ideologi bangsa yang memilki dua nilai penting :   1.Nilai Agama : berlandaskan ke-Tuhanan, keimanan dan ketaqwaan   2.Nilai Keikhlasan : untuk berkorban demi bangsa dan negara Indonesia Melihat dua hal di atas kedua-duanya merupakan aspek penting Negara Indonesia yang lambat laun tergerus arus globalisasi seiring perkembangan za